Ya Wajaarrr
Kenapa, kalau dada kita bergemuruh karena amarah lalu bersuara kencang, dibilangnya ngga sopan. Kalau ada rasa kesal kita lalu banting barang, dibilangnya pemarah, egois, dan banyak lagi.
Oopp, jangan sampai berani main tangan. Dicapnya kita perempuan kasar, tidak tau etika.
Tapi juga kenapa, kalau mereka yg begitu dibilang normal. Wajar. Namanya laki.
Kalau mereka rasa ego nya tersentil sedikiiitt saja, besarrr suaranya. Tutup pintu sambil dibanting supaya dunia tau, mereka sedang tidak baik hatinya.
Kenapa sih yg begini2 harus dibiasakan dalam tatanan kehidupan kita?
Nanti asal kita protes dikit, lgsg dibilangnya membangkang.
Apa kalian? Mau ikut2 soal feminisme itu? Halaaah sok2an. Giliran angkat galon lgsg bilang, “bang, bantuin, beraat”
Ih apaaa sih? Orang cuma mengajukan banding ini lho, kenapa sih hal yg kalian lakukan dengan enteng dan tanpa mikirin perasaan kita itu kalo dilakukan sebaliknya jadi sebuah pelanggaran norma yg besar? Ya padahal kan, jangan lakuin hal yg sekiranya kamu benci saat org lain lakuin padamu.
Sampe bingung mau nulis apa, perasaan tadi membuncah sampe ke ubun2 lah ini perintilan kata. Saking ga pahamnya bingung merangkai kata. Percuma juga nulis 10 bab pun intinya kalo ego itu dikasih makan terus ya mental lah bosku!
Siapa lu berani nasehatin gue? Gitu katanya
Heran, pelihara tuh lele kek, kambing kek, enak panen jadi uang.
Ini pelihara kok ego, pas panen ya jadi berantem lah, bosku 😌
Komentar
Posting Komentar